Museum seni di San Francisco, Amerika Serikat, Asian Art Museum, selama enam bulan akan menggelar pameran seni budaya Bali, yang disebut-sebut sebagai pameran terbesar dan terlama tentang Bali di Amerika.
Menurut keterangan dari Konsulat Jenderal RI di San Francisco yang diterima ANTARA, Sabtu, pameran yang mulai dibuka untuk masyarakat umum pada Jumat (25/2) itu menampilkan koleksi seni milik Asian Art Museum serta koleksi yang khusus dipinjam dari Belanda, antara lain dari Museum Tropen, Amsterdam, dan Rijkmuseum voor Volkenkunde, Leiden.
Karya-karya seni yang ditampilkan juga dipinjam dari berbagai museum di AS, yaitu dari Library of Congress, Washington DC; Museum of Natural History, New York; dan Fowler Museum, Los Angeles.
Selain menampilkan koleksi seni, khusus untuk pameran Bali itu Asian Art Museum juga mengadakan simposium, kegiatan pendidikan untuk anak-anak serta pertunjukan kesenian yang diisi oleh kelompok-kelompok kesenian Bali yang berlokasi di San Francisco dan sekitarnya.
Pameran di Asian Art Museum akan berlangsung 25 Februari hingga pertengahan September 2011.
Acara pembukaan pameran tradisi Bali itu sendiri dimeriahkan dengan penampilan “Purification Dance” oleh kelompok gamelan dan penari Bali Gadung Kasturi –yang beberapa penarinya adalah warga negara Amerika.
Selain itu, kelompok asal Bali, Nyanyian Darma, juga tampil membawakan musik dunia dengan sentuhan Bali yang kental.
Pembukaan rangkaian tersebut dihadiri oleh Direktur Asian Art Museum, Dr. Jay Xu, Konjen RI San Francisco, Asianto Sinambela, serta Ketua Himpunan Museum Bali (Himusba) Nyoman Gunarsa, yang juga datang sebagai utusan resmi Gubernur Bali.
Acara pembukaan juga diisi dengan pembacaan Proklamasi oleh Pejabat Balai Kota San Francisco yang menyatakan tanggal 25 Februari 2011 sebagai Bali Day: Art, Ritual and Performance.
Di situs Asian Art Museum, Jay Xu menyebut pameran “Bali: Art, Ritual, Performance” sebagai pameran terbesar dan terdalam tentang tradisi Bali di seantero Amerika Serikat.(*)